Laman

Sabtu, 24 Januari 2004

Teungku Cik Di Tiro


Perang Sabil dari Tanah Rencong

www.pahlawanindonesia.com
Perang Aceh, yang terus berkobar, membuat ulama besar dari Tiro ini memutuskan meninggalkan Mekah dan kembali ke Tanah Rencong. Di Bumi Serambi Mekah ini, ia mengobarkan Perang Sabil untuk mengusir penjajah.
Sepulang dari ibadah haji dan menuntut ilmu di Tanah Suci, Teungku Cik Di Tiro, atau Haji Muhammad Saman, tidak berpangku tangan. Begitu tiba di Tiro, Aceh, ia disibukkan dengan urusan madrasah dan murid-murid yang lama ditinggalkan.

Jumat, 23 Januari 2004

Singa Mesir yang Gagah dan Tegar

Ia menegakkan amar makruf nahi mungkar di Mesir yang dikuasai imperialis Inggris. Aroma perjuangannya terus menebar di pelbagai belahan dunia.


antiliberalnews.com
Para pengamat menyejajarkan Al-Banna dengan Muhammad Abduh, bagai satu badan dan ruh. Bila Abduh yang lebih senior dianggap sebagai kepala, Al-Banna sebagai ekornya. Bila Abduh sebagai otak, Al-Banna sebagai penggerak kebangkitan perjuangan umat Islam internasional. Keduanya memang tidak berada dalam satu kurun waktu, namun pemikiran dan visi keduanya berada dalam tujuan yang sama.
Al-Banna telah mengejutkan Mesir, dunia Arab, dan dunia Islam lewat dakwah, kaderisasi, serta jihad yang luar biasa. Di dalamnya terdapat pemikiran yang brilian, daya nalar yang terang menyala, perasaan bergelora, hati yang penuh limpahan berkah, jiwa yang dinamis nan cemerlang, dan lidah yang tajam lagi berkesan.

Kamis, 08 Januari 2004

Senandung Imani Sang Bunga Mawar

Dalam usianya yang sudah senja, novelis La Rose terus bertekad meneruskan pencahariannya. Kerinduannya kepada Sang Khaliq tak pernah pupus.


www.tamanismailmarzuki.co.id
Boleh jadi, La Rose sudah sangat menyakininya. Kematian adalah suatu tanda kehidupan yang baru. Dan, maut pasti segera menjemputnya suatu saat nanti, entah di mana. Bukankah setiap makhluk hidup pasti mengalami kematian, seperti tersebut dalam Al-Quran: “Kulu nafsin zaiqatul maut” (Setiap yang hidup pasti akan merasakan mati).

Hanya saja, orang yang sangat dicintai telah mendahului. Pada enam April lalu, pagi setelah menjalankan salat Subuh, sang suami dijemput Sang Kholiq, menuju hidup dalam bara api keTuhanan yang baqa.

Selasa, 06 Januari 2004

Ilmuwan dengan Disertasi Luar Biasa

Prof Dr Zakiah Daradjat:

Ia adalah pemikir, psikolog, pendidik, mubalighah. Disertasinya mengenai psikoterapi model non-directive yang pertama di Indonesia.

RUMAH itu tak terlalu besar, berdiri di lahan seluas 150 M2. Warna temboknya putih susu berpadu biru keabu-abuan. Meski tanpa alat pendingin, rumah itu terasa sejuk, terletak di Kompleks Departemen Agama, Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan. Di sanalah guru besar Universitas Islam Negeri Jakarta ini membuka praktik konsultasi psikologi selama 38 tahun.
Buka praktik sejak 1965, Zakiah tidak pernah menetapkan tarif. Bahkan dulu kerap pasien-pasiennya hanya membawa buah-buahan sebagai alat pembayar. Ia memang tak mau pasang tarif, karena banyak warga masyarakat yang tak mampu membayar. “Kan rezeki datangnya dari Allah,” kata psikolog yang buka praktik setiap hari sejak pukul 16.00 hingga 20.00 ini.

Senin, 05 Januari 2004

Salat Jumat yang Membawa Hidayah

Setelah menyaksikan banyak orang salat Jumat, ia memeluk Islam. Memahami konsep zakat dan sedekah, ia menyisihkan sebagian hartanya untuk fakir miskin dan anak yatim.

Pagi hari minggu ketiga setiap bulan, puluhan jemaah memadati masjid Namira di Tebet Barat Dalam V, Jakarta Selatan. Mereka mengikuti pengajian yang digelar oleh Majelis Taklim Al-Manthiq pimpinan Dr. Bambang Sukamto -- yang menghimpun para mualaf, saudara seiman yang baru memeluk Islam.
        Seorang di antara mereka, yang hampir tak pernah absen selama beberapa tahun terakhir, ialah Denny Daniel Rawis. Sejak enam tahun lalu, pemasok alat-alat kedokteran ini memeluk Islam. Lelaki kelahiran Minahasa ini memang rajin mendengarkan pengajian di beberapa masjid. Selain di Namira, ia juga mengikuti pengajian di masjid Al-Barkah, tak jauh dari rumahnya di bilangan Pancoran, Jakarta Selatan. Bahkan belakangan ia juga menjadi bendahara di masjid itu.

Minggu, 04 Januari 2004

Melongok Taj Mahal Ciputat

Sukses di dunia penerbitan buku, ia membuka konsultasi gratis dan membentuk Sarekat Wirausaha Islam Terpadu (SWIT).  
 

planetden.com
Kepepet dapat melahirkan kreatifitas? Itulah Yudi Pramuko, yang sehari-hari bekerja sebagai wartawan majalah Islam anak-anak. Saat tidak punya uang dan harus mencukupi kebutuhan istri beserta empat anaknya untuk bisa hidup “layak”, maka muncullah kreatifitas berwirausaha.

Awalnya ia sempat ragu karena belum tahu jalan dan hanya punya uang 260 ribu rupiah dalam buku tabungan. Namun, dengan bismilla hirrohman nirrohim, ia berani mencoba berbuat sesuatu: menerbitkan buku karangan sendiri. Tentu saja, untuk menutup biaya kekuranganya dengan meminjam uang. Ia pinjam sebesar delapan juta rupiah dari ibundanya pada Nopember 2002, hasil dari menjual rumah. “Saya meminjam dengan perjanjian sepuluh bulan akan dilunasi tanpa bunga,” ungkap mantan penyiar beberapa radio swasta Islam di Jakarta ini.