Lagu Indonesia Raya berkumandang indah, anggun dan heroic.
Karya cipta WR Soepratman itu memang terdengar lain dari biasanya.
zacatecasonline.com.mx |
Sabtu malam,
di bulan Agustus itu, 70 remaja dari 40 negara di lima benua “memainkan” sebuah
orchestra, sentuhan orkes remaja dunia atau JMWO (Jeunesses Musicales World
Orchestra) menyajikan lagu yang utuh, dengan sebuah keahlian luar biasa.
Di bawah kepiawaian sang konduktor JMWO, Daniel Inbal,
karya anak bangsa itu menjadi sebuah maha karya yang enak didengar. Dimainkan
para remaja berusia 16 sampai 25 tahun,
tampak sekali anak-anak itu penuh bakat music yang hebat. Memang masuk dalam
tim orchestra itu bukan main-main. Seleksinya amat ketat.
Maka saat lagu Nyiur Hijau mengalun, karya Maladi yang
digubah oleh mendiang composer-konduktor-pianis Yazeed Djamin ini begitu
menggugah suasana hati. Komposisi nada yang terharmonisasi, tak ubahnya Simponi
Anton Bruckner, Symphony No.5 in b.flat major.
Spirit JMWO agaknya berhasil mewujudkan “Seniman tanpa
Perbatasan” (kebangsaan, agama, bahasa, suku/ras).
Sebuah cita-cita memajukan perdamaian, persahabatan, dan persaudaraan
antarmanusia yang dikukuhkan UNESCO.
store.tempo.co |
Adalah Rahayu Yusmintarti alias Yayuk Rahardjo beserta
tim pendukungnya yang patut diacungi jempol. Mereka adalah Yeni Janis – istri politikus
kondang Roy BB Janis dari PDI Perjuangan serta Budi Rahardjo dan Ontoseno di
balik kesuksesan menghadirkan JMWO itu ke Indonesia.
Sabtu malam itu, Yayuk mengangkat tema besar: kampanye
antinarkoba dan kesehatan jiwa masyarakat.
Di mata Presiden Jeunesses Musicales Indonesia (JM
Indonesia) ini, mendidikasikan kampanye itu tidak berarti harus menyumbang suatu
materi kepada yayasan narkoba, misalnya, untuk penang-gulangannya. Tapi, kita
bisa mengkampanyekan terus-menerus dunia remaja antinarkoba. "Rasanya,
kami masih bisa meneruskan kampanye antinarkoba lewat pagelaran orkestra pada
Oktober mendatang," tutur Yayuk, mantap.
Menurut pendiri Orkestra Remaja Indonesia ini, sebetulnya
ada payung yang lebih besar dari kampanye antinarkoba, yaitu kesehatan jiwa
masyarakat. Nah, kesehatan jiwa ini mempunyai spektrum, di antaranya
antinarkoba. "Kali ini yang kami angkat adalah antinarkoba," ujarnya.
Mungkin, lain kali ia akan mengangkat rekonsiliasi
kemanusiaan. Bisa juga penanggulangan stres di kalangan remaja atau kenakalan
remaja. "Kenakalan remaja itu bukan hanya narkoba, tapi juga tawuran, seks
bebas yang akhirnya menjurus ke AIDS, " ungkap alumni Universitas Indonesia,
jurusan Sastra Perancis itu.
www.jazze.co.za |
Hanya saja, papar perempuan kelahiran Surabaya
ini, saat ini yang lagi trend alias banyak orang peduli adalah bahaya akan
narkoba. Narkoba bukan hanya sekadar isu. Bahkan, Indonesia diketahui memiliki
pabrik narkoba terbesar di dunia dan mengekspor bahan-bahan itu.
Perempuan yang punya sekolah musik ini, menyangkal jika
kegiatan dengan tema kampanye antinarkoba itu sekadar ikut-ikutan. Sebaliknya,
ia mendasari kegiatan itu dengan penelitian-penelitian dan data-data lengkap.
"Kesehatan jiwa ini spektrumnya luas sekali," jelasnya.
Salah satu di antaranya, ia melanjutkan, adalah narkoba.
Di mana narkoba itu paling banyak menyerang kalangan remaja. "Karena,
terkait dengan kegiatan kami yang memang mengkhususkan diri di remaja, jadi
sangat relevanlah," tutur Yayuk.
Saat ini, ibu yang punya semangat idealis itu sedang
menangani bagaimana meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat. Bersama
sebelas orang tokoh yang mempunyai kepedulian yang sama, perempuan yang
me-nguasai musik gamelan ini membentuk suatu organisasi nonprofit dan
nonpemerintah. Namanya Jejak JIwa atau Jejaring Komunikasi Kesehatan Jiwa.
Pada
tahap awal, organisasi konsultan public relations ini mengkampanyekan perlunya
kepedulian masyarakat terhadap kesehatan jiwa. Karenanya, Yayuk menjelaskan,
hasil dari pagelaran itu, sebagian besar akan disalurkan ke Jejak Jiwa.
"Kami akan membuat suatu pendataan dan pemetaan terhadap kantong-kantong
atau daerah-daerah yang mempunyai problematika kesehatan jiwa," ujarnya.
Pasalnya, ia melanjutkan, "tim"-nya masih sulit
memperoleh data yang akurat di Indonesia. Saat ini baru ada data global dari
WHO. "Harapan kami, setelah ada pemetaan, bisa diketahui mana yang bisa
menolong dan ditolong," kata ibu dari dua putri dan seorang putra ini.
Begitu semangatnya Yayuk Rahardjo membeberkan pro-gram.
Asal tahu saja, sejak tahun 1997 ia menggeluti organisasi konsultan PR di
bidang sosial. Juga, berkecimpung di dunia musik dan menspesialisasikan diri untuk
remaja. Hingga kini, pengaIamannya mengikuti kursus bidang kepariwisataan dan
ilmu komunikasi juga begitu banyak.
Tahun itu, memang Yayuk beserta almarhum Yazeed Djamin
mendirikan Orkestra Remaja Indonesia (Indonesian Youth Orchestra). "Kami
melihat bahwa musik yang dilakukan secara kelompok sangat baik untuk membentuk
kepribadian anak dan remaja," ujarnya. "Sehingga kami dengan sadar
mengkhususkan diri untuk pengembangan dunia musik untuk remaja," tutur
wanita yang mengaku menyukai jenis musik apa saja, ini.
www.librodeoro.com |
Setelah tampil di Yourth Orchestra Summit, Tokyo, pada
akhir 1997, Orkestra Remaja Indonesia terdaftar di kancah musik dunia. Yayuk
terus berjuang agar Orkestra Remaja Indonesia masuk dalam jejaring Jeunesses
Musicales International (JM International).
Pasalnya, JM International yang didirikan tahun 1945 itu
adalah suatu organisasi dengan misi menggalang perdamaian dunia. Juga mendidik
generasi muda pascaperang dunia kedua melalui musik.
Mereka percaya bahwa musik
bisa menjadi suatu bahasa universal tanpa kata-kata: menumbuhkan semangat
kebersamaan, semangat perdamaian dunia. Bahkan, pada tahap selanjutnya melalui
penelitian-penelitian, musik juga mampu menstimulasi kerja otak kiri kanan
secara seimbang. Tak saIah bila dikatakan, musik juga bisa mencerdaskan bangsa,
melalui anak dan generasi muda.
Oleh karenanya, JM International sangat bersemangat
menyebarluaskan misi dan visi ini ke seluruh dunia. Saat ini, anggota penuhnya
ada 40 negara dan 26 negara masih menjadi anggota pengamat.
Berkat perjuangan Yayuk dan timnya selama dua tahun,
Orkestra Remaja Indonesia pada 26 Juni lalu, dikukuhkan menjadi anggota penuh
JM International. "Kami kemudian menggunakan nama JM Indonesia sebagai
simpul dari jejaring JM International ini," ucap Yayuk.
Yayuk pun langsung menggebrak publik pecinta musik
orkestra Indonesia dengan menampilkan JMWO yang sangat kesohor, awal Agustus
lalu. Hasilnya sangat sukses.
Boleh jadi, Yayuk kini bisa bernafas sedikit lega dengan
lebih banyak menikmati hobi yang sangat digemarinya, yaitu membaca buku-buku
yang bersifat ilmu pengetahuan. Jadi, "Saya pun bisa sedikit mengurangi
membaca novel. He-he-he."
Domery Alpacino
Catatan: Pernah dimuat di majalah HealthNews, September
2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar