![]() |
domery |
Masyarakat Doi Tung, ternyata
dapat juga meninggalkan kebiasaan menanam dan memperdagangkan opium yang sudah
turun-temurun ratusan tahun lamanya. Buah sukses masyarakat yang terletak di
area pegunungan Doi Tung, sekitar 40 kilometer dari Bandara Internasional
Chiang Rai, sisi utara Thailand ini, tidak datang dari satu sisi, melainkan
dari semua komponen yang terlibat, baik masyarakat maupun para instrukturnya
melalui Mae Fah Luang Foundation di bawah pengawasan kerajaan.
Dalam bahasa Thailand,
mae berarti ibu, fah adalah langit, dan luang
berarti kerajaan. Jadi, arti harfiah Mae
Fah Luang adalah “Ibu Kerajaan yang turun dari langit”. Penamaan itu sendiri berawal ketika
1965 Ratu Srinagarindra (Ibu kandung Raja
Thailand Bhumibol Adulyadej) datang untuk kali pertama membangun
masyarakat terpencil di daerah ketinggian sekitar 1.500 meter dari permukaan
laut ini dengan menggunakan helikopter. Maklum saat itu jalan raya belum
dibangun. Karena itu, sangat mudah beralasan mengapa masyarakat pegunungan ini
menyebutnya dengan panggilan “Ibu Kerajaan yang turun dari langit”.
Melalui proyek pemberdayaan
dengan nama Doi Tung Development Project (DTDP) atau Proyek Pembangunan Doi
Tung, akhirnya masyarakat yang menempati area pegunungan seluas 150 kilometer persegi
yang didominasi pegunungan Nang Non ini kini dapat hidup mandiri dan sejahtera.
Mampu mengintegrasikan perbaikan dan pelestarian alam dengan pembangunan
sosial, budaya dan ekonomi (lihat infografis: Hasil Doi Tung Development
Project).
![]() |
domery |
Sejak itu, Ratu Srinagarindra
menjalankan dan menerapkan secara lebih intensif konsep substitusi atau
alternatif tanaman pengganti opium – meneruskan perjuangan suaminya, Raja
Mahidol (anak dari Raja Rama V dan Ratu Savang Vadhana) dalam perjuangannya
melawan kultivasi opium sejak 40 tahun lalu.
Seiring dengan kegiatan Ratu,
Raja juga memberikan kepada isntruktur agar
opium jangan dihancurkan jika tanaman alternatif yang diusahakan tidak
produktif. “Berarti kami bisa saja
menanam tanaman seperti anggur dan opium untuk beberapa periode. Pasalnya, penghapusan,
meski benar secara politis, tapi tidak akan berhasil dengan sendirinya karena
memang hal itu tidak bisa mengatasi akar masalah,” kata Ketua dan CEO Doi Tung
Development Project, Mom Rajawongse Disnadda Diskul.
domery |
Pihak DTDP menyadari bahwa
obat-obat dan kejahatan terkait hanyalah simptom alias gejala-gejala saja,
sedangkan akar permasalahannya adalah kemiskinan dan kurangnya kesempatan.
DTDP juga paham bahwa masalah
pembangunan adalah kompleks dan bahwa tidak ada cara instan, cepat dan murah
bagi perubahan. Bantuan haruslah menyeluruh dan terintegrasi. “Sejak hari
pertama proyek ini dijalankan, prinsip pendiri kami, Ibu Suri, adalah untuk
membantu warga di Doi Tung sehingga mereka dapat membantu diri mereka sendiri.
Kami tidak memberikan ikan pada warga miskin, tapi kami memberikan kail dan
mengajarkan kepada mereka bagaimana cara memancing,” ujar Kuncen, sapaan akrab
Mom Rajawongse Disnadda Diskul.
Domery Alpacino dari Doi Tung
catatan: Pernah dimuat di koran Jurnal Nasional
Domery Alpacino dari Doi Tung
catatan: Pernah dimuat di koran Jurnal Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar