Laman

Rabu, 22 Juni 2005

Prinsip Pernikahan Islam ialah Monogami

Dr. Musdah Mulia
Ia dinilai sekuler, dan lebih berpihak kepada kaumnya. Sesungguhnya, sikapnya lebih berperspektif jender.

www.hidupkatolik.com
IA salah seorang muslimah yang sangat peduli pada kesetaraan jender. Melihat beberapa ketimpangan dalam menyikapi hal tersebut, ia sering mengkritik kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan jender. Selama ini ia memang konsisten menyuarakan wacana dengan perspektif (pandangan) jender, yang kesetaraan derajat antara laki-laki dan perempuan. Sebab, dalam pandangan Islam, semua manusia -- lelaki maupun perempuan -- setara di hadapan Allah SWT.
Perempuan yang peduli itu ialah Dr. Musdah Mulia, Staf Ahli Menteri Agama RI bidang hubungan organisasi keagamaan Internasional. Kini ia tengah mengkaji ulang Undang-undang Perkawinan Nomor 1/1974 dan mencermati Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang dianggapnya belum terlalu Islami -- khususnya masalah poligami. Menurutnya, UU Perkawinan sudah tidak akomodatif lagi, terutama jika hal itu dikaitkan dengan kebutuhan kaum perempuan.

Sabtu, 18 Juni 2005

“Islam adalah Agama Rasional”

Setelah sering berdebat dan mengikuti kuliah agama Islam di kampus, akhirnya ia menyempurnakan agama dengan memeluk Islam.

www.geocities.ws
DUKA baru saja menyelimuti lelaki ini. Pada 24 Agustus lalu, istri tercinta yang telah mendampinginya selama 11 tahun, dipanggil kembali oleh Sang Khaliq ke alam baka. Tak ada ratap tangis kecuali rasa ikhlas mengantarkan almarhumah ke peristirahatan terakhir. Rupanya ia memahami betul makna surah Alquran (3:185), Kulu nafsin zaiqatul maut (Setiap yang bernyawa akan merasakan mati). Lelaki yang tawakal itu adalah Dr H Bambang Sukamto DMSH.
            Seminggu setelah musibah, ia kembali berdakwah. Baginya, dakwah tidak hanya sekedar membicarakan soal-soal ibadah, tapi juga soal kemasyarakatan. Boleh dikata sebagai dokter, setiap hari ia mengurusi kesehatan jasmani dan rohani. Hampir setiap pagi ia mengisi acara Mutiara Subuh di beberapa radio atau stasiun televisi. Dan saat masuk waktu Dhuha, ia bergegas menuju tempat praktik dokter di Gedung Balai Pustaka, Jakarta Pusat, sementara Senin, Rabu, Jumat (pukul 13.30 - 16.00), ia menangani para pasien pria yang mengalami gangguan kesehatan sex di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat.

Minggu, 05 Juni 2005

Memberdayakan Ilmuwan Muslimah

 Prof. Dr. Hj. Nabilah Lubis, MA

Ia asli Mesir, tapi sudah merasa jadi orang Indonesia. Prestasi keilmuannya tak diragukan. Obsesinya memberdayakan ilmuwan muslimah.

Aktifitas lembaga itu menangani berbagai masalah perempuan dan meningkatkan kualitas perempuan, khususnya di bidang tulis-menulis, menerjemahkan, dan mempublikasikan karya-karya ilmiah. Karya ilmiah itu meliputi bidang dakwah, ekonomi, sosial, pendidikan, dan kegiatan kemanusiaan. Diharapkan, karya-karya ilmuwan muslimah itu bisa mendunia.