Investasi rumah bergaya
klasik dan unik akan mendapat keuntungan berlipat kali jika rumah tersebut disewakan.
![]() |
www.studioasisten.com |
Membeli rumah kedua, ketiga,
dan seterusnya, tak hanya sekadar untuk investasi jangka panjang. Tapi,
sekaligus bisa digunakan untuk investasi jangka pendek guna menambah pundi-pundi
penghasilan.
Tak percaya? Tengok saja
perkembangan usaha rumah sewa yang kian menjamur setiap tahunnya, baik di
kota-kota besar maupun kota-kota kecil sekalipun. Malah, di Jakarta dan
sekitarnya ada yang lebih unik, yaitu bisnis sewa rumah gaya klasik atau unik. Konsumennya, ternyata
cukup banyak.
wolipop.detik.com |
Rutinitas masyarakat perkotaan menjalani berbagai aktivitas,
lambat laun menimbulkan rasa bosan. Apalagi jika mereka bekerja di
tempat-tempat dengan suasana dan gaya
modern, kembali ke masa “lampau” menjadi dambaan. Tak heran, jika mereka
mengadakan berbagai acara, baik perkawinan sampai acara kantor seperti meeting, jamuan relasi hingga launching produk baru ingin menggunakan
rumah dengan arsitektur dan interior klasik atau unik.
Dengan mengambil lokasi rumah, mereka beranggapan keakraban dan
kehangatan suasana makin lebih terasa.
Keinginan
membuat pesta dan suasana yang berbeda, membuat rumah bergaya klasik atau unik
yang disewakan mendapat animo yang cukup tinggi. Rumah sewa Maroko yang bergaya
Timur Tengah atau yang mengusung konsep klasik, seperti Morphosa, Kartanegara
serta Alexandra’s, semakin mencorong.
Banyak
masyarakat kota,
seperti dilansir Peluang Usaha, tak sayang merogoh kocek hingga Rp45 juta per
delapan jam hanya untuk menikmati suasana tersebut.
Rumah
Maroko milik Datuk Hakim Tanawi, misalnya, awalnya hanya untuk menjamu relasi
bisnisnya. Mengingat banyaknya permintaan orang untuk bisa menggunakan rumah
bergaya Maroko super klasik ini, akhirnya sang pemilik melepaskan untuk
disewakan. Alasan yang sama juga diamini pengelola rumah Alexandra’s, rumah
Tanah Baru, dan rumah Kartanegara.
Hanya
saja, karena bisnis ini sifatnya isidental, tekan Trihatma Kusuma Haliman,
pemilik grup Agung Podomoro, harus pintar membuat terobosan, misalnya dalam hal
pemenuhan fasilitas.
Asto
S Soebroto, pengamat marketing dari MARS,
menyarankan kepada si pemilik, hendaknya memperhatikan detail arsitekturnya.
Arsitektur itu meliputi bentuk bangunan, desain ruangan hingga ornament yang
dipajang.
Pemilihan
lokasi, lanjut Trihatma, juga sangat menentukan laju tidaknya suatu usaha
property. Ia menganjurkan untuk membangun di tempat yang lapang dan bukan di
kompleks perumahan. Asto menekankan, supaya agar bisa makin berkembang bisnis
rumah sewa ini, lokasinya tidak berada dim daerah padat penduduk. Daerah
pinggiran Depok atau daerah kea rah puncak, bisa menjadi pilihan. Asal tidak
jauh dari pusat kota.
ovenue.co |
Strategi
marketing juga wajib diperhatikan. Baik Asto atau Trihatma setuju, metode
marketing dari mulut ke mulut sangat efektif. Pasalnya, orang lebih percaya
kepada orang lain yang pernah menggunakannya. Tapi, bagi yang ingin memperbesar
ceruk pasar, media iklan, baik cetak maupun internet dapat digunakan.
Meski
bisnis rumah sewa ini sangat menggiurkan, dengan total keuntungan mencapai 40
persen dari omset, masalah perawatan bangunan juga perlu diperhatikan. Setiap
saat si pemilik harus mengeluarkan biaya ekstra, khusus untuk perawatan.
Khusus
bagi rumah sewa yang sekaligus digunakan sebagai tempat tinggal, juga harus
memiliki aturan main yang jelas sebelum disewakan. Misalnya, si penyewa dapat
atau tidak melakukan perubahan terhadap ruangan. Juga, si penyewa bisa memaku,
mengecat tembok atau membawa perlengkapan lain dari luar, yang boleh jadi dapat
merusak desain ruangan. Jika si pemilik telah melakukan semua itu, investasi
Anda pasti akan mendapat keuntungan berlipat kali.
Domery Alpacino
Catatan: Pernah dimuat di majalah Teknologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar