Jika ada niat, PLN mampu
mengembangkan dan memproduksi pembangkit listrik tenaga surya bagi daerah
terpencil.
www.businessreview.co.id |
KEBUTUHAN listrik tetaplah
menjadi hak warga negara, meski di daerah terpencil sekalipun. Karena itu,
Perusahaan Listrik Negara (PLN) seyogyanya mengembangkan dan memproduksi
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pasalnya, pengembangan teknologi tenaga
surya tidak perlu instalasi jaringan kabel. Berarti, perusahaan negara ini tidak
perlu mengeluarkan investasi dalam jumlah sangat besar.
Sejatinya,
pemasangan PLTS cukup sederhana. Menurut tenaga ahli system tenaga surya PT LEN
Industri, Gusrilizon, setiap masyarakat hanya mendapat beban dengan sebuah
panel solar penangkap sinar matahari. Panel ini biasa disebut modul. Setiap
satuan modul memiliki kekuatan satu watt yang dapat disesuaikan dengan jumlah
penerangan yang diinginkan.
lampost.co |
Guna
menghasilkan energi PLTS yang jauh lebih besar, panel surya tergantung dengan
keberadaan sinar matahari. Menurut Mulyo Widodo, peneliti system tenaga surya
dari Teknik Mesin ITB, dalam kondisi peak
atau posisi matahari tegak lurus, sinar matahari yang jatuh ke permukaan panel
surya seluas satu meter persegi setara dengan daya 1.000 watt atau 900 watt.
Dengan bahan panel surya yang monokristal dan polikristal, system photovoltaic bisa mengkonversi daya
sebesar 900-1000 watt menjadi energi listrik sebesar 17 persen. Jadi, dalam
kondisi sang surya persis di atas ubun-ubun kita dan bersinar cerah, satu panel
surya seluas satu meter persegi dapat menghasilkan daya sebesar 170 watt.
shared4learning2gether.blogspot.com |
Namun,
pada kenyataannya modul tersebut hanya mampu menghasilkan energi listrik
sebesar 50 watt dengan tegangan 12 volt. Tentu saja, untuk mendapatkan energi
yang makin besar, penambahan modul surya harus dilakukan. Sekarang di pasaran,
modul surya punya ukuran sekitar setengah meter persegi.
Bayangkan,
sekarang ini cadangan listrik PLN 60 persen masih berasal dari tenaga uap
(PLTU), selebihnya sekitar 40 persen menggunakan energi dari fosil (minyakbumi
dan batubara). Dan, tampaknya PLN belum maksimal mengembangkan energi
alternative.
Sayangnya,
untuk mendapatkan energi surya yang besar, perlu modul yang besar. Pembelian
modul yang besar inilah yang masih menjadi kendala karena harganya masih
tinggi. Dan, penguasaan teknologi modul surya masih dimonopoli negara-negara
maju tertentu. Tapi, jika ada tekad demi mensejahteraan masyarakat terpencil,
semua bisa diatasi.
Domery Alpacino
Catatan: Pernah dimuat di majalah Teknologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar