Laman

Senin, 31 Oktober 2005

Kisah Wartawan Mencari Tuhan

Ia memeluk Islam setelah mengakui agama yang dibawa Rasulullah itu paling sempurna. Setelah menjadi muslim, ia merasa tenang dan damai. 

store.tempo.co
KINI rumah itu sudah berdiri kokoh kembali setelah terbakar habis bersama sederet rumah-rumah lain sekitar 12 tahun silam. Ketika itu, saat sahur tiba, empat hari menjelang hari raya Idul Fitri, rumah itu terbakar habis. Kini, rumah kecil di lahan kurang dari 100 m2 di Jalan Kenari, Depok Utara, itu sudah kembali tertata baik. Ruang tamu rapih dan apik. Di salah satu sudut ruangan bertengger sebuah lukisan abstrak cukup besar. Meja kursi mungil berselimutkan kain warna hijau toska melengkapi keasriannya. 

Di rumah bertingkat dua itulah Suwatdi Bachrun dan keluarganya tinggal. “Alhamdulillah, saya bisa membangun rumah ini kembali. Saat rumah itu terbakar habis beserta isinya, harta saya yang tersisa hanyalah baju yang melekat di tubuh. Namun, berkat ridha Allah, saya bisa membangun rumah itu kembali,” kata Bachrun bersyukur. 

Senin, 24 Oktober 2005

“Yang Perkasa” dari Kepulauan Riau


Ia tetap sabar dan tabah menghadapi cobaan. Ia berprinsip, di balik musibah pasti ada hikmahnya.

sulselonline.com
Ketika lidah api melahap rumahnya hingga rata dengan tanah, ia berstatus penganggur. Posisi sebagai manajer di sebuah perusahaan kayu terpaksa dilepas, karena ia tidak bersedia ditempatkan di Biak, Irian, dua tahun sebelumnya. Itulah serpihan nasib yang merundung Aziz Berlian, seorang mualaf asal Tanjung Pinang, sejak enam tahun lalu.

Peristiwa itu terjadi pada 29 Oktober 2004, tepatnya di bulan Ramadan, menimpa rumahnya di Perumahan Citra I, Cengkareng, Tangerang. Namun, alhamdulillah ia dan keluarganya selamat, karena saat itu keluarga tersebut sedang berbuka puasa bersama keluarga kakaknya di sebuah restoran di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Yang tersisa hanya beberapa dokumen dan sebuah Al-Quran, yang biasa digunakan mengaji sehari-hari. 

Jumat, 21 Oktober 2005

Hidayah karena Ceramah Habib Alwi Jamalulail


Karena sering mendengar ceramah Habib Alwi Jamalulail, ia memeluk Islam. Kini ia aktif sebagai juru dakwah dan memberikan terapi spiritual. 
rasajakarta.wordpress.com
Kehadiran Muhammad Tan Gunawan Arief di Masjid Al-Amin, Glodok Plaza, Jakarta Barat, dua atau tiga hari sekali, tidak lain untuk mengimami salat fardu, memberikan tausiah “tujuh menit”, di samping membuka praktik terapi spiritual. 

Gunawan, 54 tahun, pria keturunan Cina yang memeluk Islam sejak 33 tahun lalu, berharap, Masjid Al-Amin milik Bukopin itu bisa diwakafkan keseluruhannya kepada umat. Masalahnya, jemaahnya cukup padat, sepadat pedagang keturunan Cina non-muslim di kompleks pertokoan itu.