Laman

Kamis, 29 Februari 1996

Ekonomi Kita Menderita

ibm-binus-3p.blogspot.com
Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Tunky Ariwibowo memang super sibuk akhir-akhir ini. Mantan direktur PT Krakatau Stell ini seperti takut kehabisan waktu sehingga mesti cepat-cepat merealisasikan efisiensi ekonomi, khususnya dalam industri (produksi) dan perniagaannya. “Kita harus konsisten karena Presiden juga mengingatkan kita harus  melaksanakan deregulasi agar bisa menggenjot ekspor nonmigas,” katanya seusai menghadap Presiden Soeharto di kediaman Jalan Cendana, awal Februari lalu.
Keberanian Tunky melabrak pungutan resmi – leges bir di Bali hanya sebagai contoh kecil “otonomi daerah” karena Pemda Bali ingin menaikkan pendapatan Asli Daerah dari Rp 96 juta menjadi Rp 1 miliar — karena memang bisa mengurangi daya saing produk nasional di tengah era globalisasi. Sekali lagi, kepentingan nasional harus diutamakan. AFTA (Kawasan Dagang Bebas ASEAN) yang akan berlaku tahun 2003, dalam benak Tunky yang memimpin dua departemen (perindustrian dan perdagangan), tentu tak bisa dianggap masih lama.

”Saya Tidak Yakin UU Subversi Dicabut”


ardanblognews.blogspot.com
Di usia tuanya, AIi Said, 69, ternyata masih “galak”. Bersama anggota lainnya, Komnas HAM (Komite Nasional Hak Asasi Manusia) yang dipimpinnya mengajukan rekomendasi kepada pemerintah untuk mencabut Undang-Undang Subversi yang dinilai sudah tidak sesuai dengan situasi sekarang. Terutama karena sifatnya yang terlalu ‘lentur’, sehingga seringkali dinilai banyak kalangan melanggar HAM.
Padahal, ketika pertama kali memangku jabatan ketua MA (1984), ia melontarkan pernyataan yang dikenang hingga saat ini. “BiIa ada orang baru yang berani merombak segala sesuatu yang ditinggaIkan pendahulunya insya Allah akan gagal,” begitu katanya.